Pelita Jaya menggandeng perusahaan alat olahraga asal Italia, Lotto

Pelita Jaya akhirnya resmi menggandeng perusahaan alat olahraga asal Italia, Lotto sebagai sponsor apparel sebagai sponsor untuk musim depan.Manajer Marketing Pelita Bambang Suhendro mengatakan, baik Pelita maupun Lotto, Minggu (13/4/2008) sepakat menjalin kerjasama selama satu musim dengan total nilai kontrak sekitar Rp1,5 miliar.Hanya menurut Bambang, kompensasi yang diterima klub berjuluk Young Guns itu, tidak mencakup uang kontan. Namun berupa bantuan peralatan olahraga. "Bukan dalam bentuk nominal uang secara langsung atau riil, tapi kompensasi berupa bantuan penyediaan alat-alat olahraga yang diperlukan," kata Bambang, Senin (14/4/2008).Menurut Bambang, seluruh keperluan seperti kostum pertandingan, latihan, bola, sepatu, jaket, rompi latihan dan lain sebagainya akan disokong produsen yang juga mensponsori Persik Kediri.Kepastian Pelita menggaet Lotto sekaligus mengakhiri penjajakan yang juga dilakukan Pelita dengan produsen asal Italia lainya, Diadora. Kabarnya Diadora memilih mendarat dan bekerjasama dengan klub Jawa Barat lainya, Persib Bandung.Begitu juga dengan Kelme, produsen asal Spanyol yang musim lalu setia mendapingi Pelita. "Sebelumnya kami menjajaki kemungkinan memperpanjang kontrak dengan Kelme, kami sudah tawarkan hal itu. Namun tak ada respon yang cukup dari mereka yang kabarnya lebih memilih klub lain," tutur Bambang

Fandi Sambut Kepindahan Pelita ke Soreang

Pelatih Pelita Jaya, Fandi Ahmad menyambut positif keputusan timnya pindah ke Stadion Jalak Harupat, Bandung. Keputusan tim pindah telah 90 persen untuk mengantisipasi Liga Super 2008/2009.Fandi yang pernah merasakan rumput kompetisi kompetisi Eredivisie bersama FC Groningen berharap Stadion Jalak Harupat kembali memberikan tuah kepada anak asuhnya. Tahun lalu timnya sempat menuai berkah dua kali di stadion yang dibuka pada 25 April 2005 tersebut."Saya sudah mendengar kabar tersebut. Saya tidak tahu apakah kabar ini menyenangkan pemain saya atau tidak. Saya pribadi menyambut positif hal ini. Jalak Harupat adalah stadion yang bagus dan kami akan sangat beruntung jika bisa menggunakannya kembali,"ungkap Fandi, Sabtu (15/3/2008)."Rumput lapanganya bagus dan buat kami maupun tim lawan tentunya tak harus lagi mengeluhkan masalah kondisi lapangan (tertawa). Musim lalu Jalak Harupat selalu memberikan kemenangan buat Pelita. Musim depan mudah-mudahan keberuntungan tersebut berlanjut," tambahnya.Di atas semuanya Fandi berharap penggunaan Stadion Jalak Harupat akan mendongkrak animo penggila sepakbola di Bandung. "Masyarakat disana (Soreang) tentunya ingin menyaksikan langsung tim-tim besar seperti Persija Jakarta, PSM Makasar, Persipura Jayapura, PSMS dan lainya. Saya harap kehadiran kami bisa menghadirkan hiburan untuk masyarakat di Soreang dan yang paling penting kami ingin ikut lebih menghidupkan atmosfer sepakbola di Kabupaten Bandung," ucapnya.Manajer Rahim Soekasah mengatakan kepindahan Pelita tinggal selangkah lagi. "Insya Allah jika tak ada kendala dalam waktu dekat, Pelita resmi pindah home base ke Jalak Harupat. Proposal perijinan sudah kami layangkan kepada pihak Pemkab sebagai pemilik dan pengelola Stadion Jalak Harupat," cetus Rahim, kemarin.Sementara itu, berdasarkan informasi yang dihimpun dari Badan Pengelola Jalak Harupat, rencananya dalam waktu dekat manajemen Pelita secara resmi mengumumkan kepindahan Jajang Mulyana dkk ke Soreang kepada publik.Bahkan kabarnya, sebagai langkah awal untuk mempertegas kepindahanya ke Soreang, Manajemen Pendekar Gunung Parang, bulan depan berencana menggelar turnamen pra musim yang kabarnya bakal diikuti beberapa klub Liga Super diantaranya Arema Malang dan Persipura.Andai resmi alias 100% pindah kandang, nama Pelita otomatis berubah menjadi Pelita Jaya Soreang. Dan, Kota Soreang adalah kota keempat yang jadi persinggahan klub yang berdiri pada 1986 tersebut. Sebelumnya Pelita sempat ber-home base di Serang, Solo dan Purwakarta

Pelita Jaya Siapkan Pemain U-21

Pelita Jaya menyiapkan tim menjelang kiprahnya di Liga Super Indonesia 2008. Salah satunya dengan menyiapkan tim yunior U-21, sesuai syarat yang dikeluarkan Badan Liga Indonesia (BLI) PSSI. Manajer Pelita Jaya, Rahim Soekasah, ketika dihubungi melalui telepon selulernya, Minggu (23/3), menjelaskan, seleksi pemain sudah digelar sejak 21 Maret dan berakhir Minggu (23/3) sore. “Seleksi ini merupakan kesempatan bagi pemain muda untuk bisa memperkuat Pelita Jaya U-21 di Liga Super mendatang," katanya. Seleksi pemain memang tidak terbatas untuk wilayah Jakarta, tetapi terbuka bagi pemain di seluruh Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Seleksi pemain U-21 dipimpin pelatih kepala Fandi Ahmad. Seleksi hari pertama diikuti 350 peserta. Dari jumlah itu terpilih 43 pemain yang kembali diseleksi. Sedangkan kiper sebanyak 75 peserta, terseleski tahap awal 11 orang. “Pemain yang lolos seleksi tahap pertama, kembali akan mengikuti seleksi lanjutan, bersama pemain-pemain yang baru mengikuti seleksi. Diharapkan pada hari terakhir Minggu, bisa terpilih pemain yang benar-benar layak dan berbakat untuk memperkuat tim Pelita Jaya U-21,” jelas Rahim, yang juga Ketua Badan Tim Nasional (BTN) PSSI. Kalau pun dari seleksi tiga hari ini belum didapat pemain bagus, Pelita Jaya kembali menggelar seleksi lagi bulan depan. Upaya itu dilakukan karena Pelita Jaya benar-benar ingin memiliki sebuah tim U-21 yang terbaik dan siap mengarungi kompetisi bersama tim senior pada Liga Super nanti. Seperti diketahui, tim-tim peserta Liga Super 2008 wajib mempunyai tim U-21. Tim itu nantinya akan bertanding sehari sebelum tim senior bermain. Upaya ini merupakan langkah untuk mewujudkan kesinambungan pembinaan, seperti yang dilakukan klub-klub profesional di luar negeri.

Fandi Tak Sesali Kepergian Tomy

Dibawah tangan dingin pelatih asal Singapura, nama bek kiri muda potensial, Tomy Riefka musim lalu lumayan melesat. Potensi Tomy bisa dikatakan mampu digali pelatih muda nan kharismatik tersebut.
Namun, jelang bergulirnya Liga Super musim 2008/2009. Secara mengejutkan pemain kelahiran 26 Juni 1984 itu, memilih hijrah dari Pendekar Gunung Parang. Dalam list pemain yang disampaikan manajemen Pelita beberapa hari lalu, Tomy tak masuk daftar resmi sementara skuad Pelita.
Kendati mengaku agak terkejut dengan keputusan Tomy yang sebelumnya diimpikan Fandi jadi duet sehati Erol Iba di sektor sayap kiri. Pelatih yang musim lalu masuk dalam nominasi pelatih terbaik itu mengatakan tak menyesali keputusan Tomy yang kabarnya memilih terbang ke Persela Lamongan.
"Saya cukup menghormati keputusanya. Saya hanya mendoakan musim depan bisa lebih berkembang, secara kualitas skill dan teknis dia adalah salah satu pemain muda masa depan Indonesia," jelas Fandi.
"Dia tentu sudah dewasa dan dalam beberapa hal sekarang dia lebih paham apa yang harus dilakukan. Di klub barunya dia mungkin bisa memperoleh lebih dari apa yang kami tawarkan. Kalau kami hanya bisa memberikan kesempatan buat dia untuk mengembangkan diri dari sisi permainan," tambahnya.
Lebih lanjut Fandi mengatakan optimistis masuknya Erol sudah cukup untuk menutupi kepergian Tomy."Erol cukup baik jika ditempatkan sebagai bek kiti. Dia akan bermain maksimal, apalagi di kiri kami pun masih memiliki Jalal (Djalaludin Main) yang memiliki kemampuan menyerang cukup baik," tandas Fandi.

PSSI Merilis Daftar Hitam Pemain Asing

Sebanyak 20 pemain asing dilarang bermain di kompetisi sepakbola Liga Super musim 2008 karena tidak memenuhi persyaratan strata yang ditetapkan Badan Liga Indonesia (BLI) PSSI. Dalam Manual Liga Super 2008 ditetapkan tiga strata klub asal pemain di negaranya (lihat daftar strata). Demikian diungkapkan Deputi Sekjen PSSI Bidang Organisasi Hamka Kadi dalam jumpa pers di Kantor PSSI, Jakarta, Selasa (11/3). Dalam jumpa pers itu, juga hadir Direktur BLI Joko Driyono dan Direktur Status dan Alih Status PSSI Max Boboy, SH. Selain daftar 20 pemain yang dilarang itu, dalam rilis yang ditandatangani Sekjen PSSI Nugraha Besoes itu, Selasa (11/3), terdapat juga daftar 46 pemain asing yang tidak direkomendasikan (not recomended) untuk tidak dikontrak oleh klub. Menurut Direktur BLI Joko Driyono, ada empat item yang dinilai oleh Tim BLI. ”Pertama, pemain yang menyerang wasit. Kedua, sikap yang tidak sportif (unsporting behaviour) seperti memprovokasi dan protes berlebihan. Ketiga, terlibat dalam perkelahian. Keempat, kondite tidak profesional (professional misconduct). Ada tiga pemain yang kabur begitu saja dari klub,” jelas Joko. Dalam rilis itu juga, terdapat empat pemain yang masih suspended. ”Mereka akan diteliti lebih lanjut terkait masalah mereka dengan klub sebelumnya,” kata Hamka Kadi. (yos)

Lisensi Klub Liga Super Terbit MeiPeluang Bagi Klub Divisi Utama

Badan Liga Indonesia (BLI) akan menerbitkan lisensi bagi klub peserta Liga Super musim 2008 pada pertengahan Mei 2008. Dengan demikian, ke-18 klub peserta hanya memiliki waktu dua bulan untuk melengkapi 5 aspek yang dipersyaratkan oleh BLI dan AFC. Jika ada klub yang tidak memenuhi standar yang sudah disepakati, BLI tidak akan mengeluarkan lisensi untuk klub tersebut dan berpeluang diganti oleh klub Divisi Utama. Demikian diungkapkan Direktur BLI Joko Driyono dalam pemaparannya di kantor PSSI, Jakarta, Rabu (5/3), atau sehari setelah kegiatan sosialisasi Manual Liga Super 2008. Kelima aspek yang dipersyaratkan itu meliputi Sporting, Infrastruktur, Personil dan Administrasi, Status Legal, dan Keuangan. Menurut Joko, kelima aspek persyaratan itu tidak semuanya bersifat wajib, apalagi mutlak. Tiap aspek memiliki tingkat kriteria kelayakan. Kriteria A – Wajib harus dipenuhi oleh klub sesuai ketentuan dalam Manual Liga 2008. Kriteria B – Wajib harus dipenuhi oleh klub, namun diberikan tolerani untuk jangka waktu tertentu. Kriteria C – Rekomendasi bersifat rekomendasi di mana klub tidak diwajibkan memenuhi aspek dimaksud dalam waktu tertentu. ”Dari diskusi dua hari dengan klub, ternyata masing-masing klub memiliki tingkat kesulitan berbeda-beda atas kelima aspek tersebut,” ujar Joko. LS adalah Peluang Meski hampir semua klub menemui kesulitan untuk memenuhi semua aspek yang dipersysratakan itu, semua klub menyatakan siap memenuhinya. Sejumlah klub bahkan sudah bergerak cepat mengantisipasi. Hal itu, kata Joko, merupakan jawaban atas kerinduan kita selama ini bahwa sepakbola Indonesia harus segera masuk dunia industri. ”Persija Jakarta, misalnya, sudah segera mendirikan Perseroan Terbatas (PT). Arema Malang bahkan sudah menjadi PT sejak 2005. Bagi beberapa klub, terlihat jelas betapa mereka melihat Liga Super dengan kewajiban memegang lisensi sebagai peluang yang harus direbut,” ujar Joko. Kewajiban klub harus berstatus badan hukum juga bukan perkara mahaberat. Sebab, menurut peraturan hukum di Indonesia, status badan hukum itu tidak identik dengan PT. ”Jadi, sebuah klub bisa berupa koperasi, CV, atau Firma. Namun tidak bisa berupa yayasan karena klub harus berorientasi profit,” papar Joko. Melihat antusiasme klub selama dua hari kegiatan sosialisasi itu, Joko yakin pada saatnya nanti, klub-klub siap. ”Kalau dulu kita bilang sepakbola Indonesia tak mungkin, ya sekarang saatnya semua itu menjadi mungkin,” ujar Joko. Diganti Klub Divisi Utama Jika ada klub yang tidak mampu memenuhi persyaratan hingga pertengahan Mei, Tim Lisensor yang dibentuk oleh BLI berhak tidak mengeluarkan lisensi dan atau mencabut lisensi yang sudah dikeluarkan. Tim Lisensor terdiri atas seorang ketua dan enam anggota serta lima orang Consultative Group. Klub yang gagal mendapatkan lisensi atau dicabut lisensinya akan diganti oleh klub dari Divisi Utama. Karena itu, jelas Joko, Tim Lisensor pun akan mulai melakukan penilaian terhadap klub-klub Divisi Utama mulai pertengahan Maret mendatang. Dengan demikian, BLI pun sudah mengantongi klasifikasi klub-klub Divisi Utama. Klub-klub Divisi Utama akan mendapat peringkat tingkat kelayakan. Jadi, proses pergantian tidak akan mudah. Joko menjelaskan, sepanjang Maret, BLI akan melakukan asistensi dengan mendatangi klub-klub Liga Super. Pada April, BLI kembali akan melakukan penilaian sekali lagi untuk klub Liga Super. ”Evaluasi akan dilakukan pertengahan Mei, dan disusul penerbitan lisensi,” ujar Joko

BLI Naikkan Mutu Pemain Asing

Badan Liga Indonesia (BLI) PSSI menetapkan standar tinggi bagi pemain asing yang akan berlaga di kompetisi Liga Super musim 2008. Agen pemain asing yang melanggar ketentuan tersebut akan mendapat sanksi keras berupa pencabutan sementara lisensi FIFA yang dimiliki. Hal itu dikemukakan oleh Deputi Sekjen Bidang Organisasi PSSI Hamka Kadi di Kantor PSSI, Jakarta, Senin (10/3). ”Kami masih mentolerir pada musim 2007, tapi kali ini tak ada kompromi lagi. Lisensi FIFA agen pemain yang melanggar akan kami cabut sementara untuk tidak beroperasi. Klub juga harus cermat agar tidak mengontrak pemain yang melanggar ketentuan,” ujar Hamka. Mengutip Pasal 4 Manual Liga Super tentang Ketentuan Khusus Pemain Asing, Hamka menegaskan tiga hal. Pertama, pemain asing yang boleh berlaga di Liga Super musim mendatang adalah pemain asing yang bersih dari kasus dan atau hukuman PSSI. ”Soal ini, PSSI akan memakai data yang kami miliki (Komdis) maupun yang kami dapat dari klub,” jelas Hamka. Kedua, pemain asing baru harus berasal dari klub asing dan bermain sekurang-kurangnya 50% dari total pertandingan selama masa kontrak musim kompetisi sebelumnya. Ketiga, strata klub asal pemain asing mengacu pada ketentuan sebagai berikut. 1. Strata III : a. UEFA (Eropa) Inggris, Italia, Spanyol, Prancis, Jerman, Belanda, Portugalb. Conmebol (Amerika Selatan/Latin)Brasil, Argentinac. AFC (Asia)d. CONCACAF (Amerika Tengah/Utara)Meksiko2. Strata IIa. UEFARusia, Turki, Skotlandia, Belgia, Rumania, Ukraina, Yunanib. ConmbolChile, Paraguay, Kolombiac. AFCJepang, Korea Selatan3. Strata ISemua negara anggota lain dari UEFA, Conmebol, AFC, CONCACAF, CAF (Afrika), OCF (Oseania)

Pelita Jaya Tim Fair Play

Kesebelasan Pelita Jaya Purwakarta memang hanya menempati posisi empat Copa Indonesia 2007. Namun mereka dinobatkan menjadi tim yang paling mengusung asas sportifitas dan fair play.
Pada perebutan tempat ketiga, Minggu (13/1) sore di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, tim berjuluk Laskar Gunung Parang itu harus mengakui ketangguhan Persija, 1-2. Meski begitu Boubacar Keita cs tetap berhak atas gelar tim paling fair play sepanjang turnamen.
"Saya senang dengan pencapaian tim mendapat gelar tim paling fair play. Saya memang instruksikan tim untuk tidak adu pukul. Kalau dapat kartu kuning saya ajarkan tidak protes," ungkap Fandi Ahmad usai pertandingan.
Terhadap kegagalan timnya merebut juara ketiga, Fandi mengakui kehilangan Boubacar Keita cukup berpengaruh terhadap permainan timnya ketika menghadapi Persija.
Namun pelatih asal Singapura itu secara fair mengaku lawan memang pantas menang. "Persija pantas menang, kami belum bisa menandingi kemampuan individu pemain Persija. Saya coba pemain muda tapi kurang pengalaman, mereka cukup gugup," aku Fandi.
Dia juga memuji secara khusus penampilan kipernya, Dian Agus Prasetya. "Dian sangat bagus, perannya penting. Walau keluar masuk tim nasional U-23 dia masih perlu banyak waktu karena ini musim pertamanya bermain penuh."
Berakhirnya Copa Indonesia, imbuh Fandi, juga menjadi laga terakhir timnya musim ini karena mereka tak lolos ke babak delapan besar Liga Indonesia yang akan digelar pekan depan. Maka Pelita Jaya pun kini bakal berkonsentrasi penuh untuk mempersiapkan kompetisi Liga Super musim depan.
"Kami akan segera membahas rencana tahun depan, kami akan adakan rapat dengan para petinggi klub untuk membahas masalah tim dan pemain baru. Kita perlu lima atau enam orang untuk membawa perubahan (dalam tim)," tandas Fandi
Tidak ada postingan.
Tidak ada postingan.